Thursday, 21 December 2017

Kisah Sir Edmund Hillary: Sang Pendaki Pertama yang Berhasil Sampai ke Puncak Gunung Everest


Sir Edmund Hillary

Kali ini aku akan bercerita sedikit tentang kisang sang pendaki pertama Gunung Everest yang berhasil sampai puncak Everest. Walaupun banyak yang sudah mengetahui kisahnya, bakalan belum lengkap isi kisahnya kalau gak baca yang dibawah ini lho.

Let’s we check it guys....

Pada 29 Mei 1953, tepatnya pada pukul 11.30, Sir Edmund Hillary dari New Zealand bersama warga Nepal Tenzing Norgay berhasil mencapai puncak tertinggi dunia, yaitu Gunung Everest dengan ketinggian 29,028 kaki di atas permukaan laut. Pencapaian itu sekaligus menobatkan dirinya menjadi orang pertama yang berhasil menjejakkan kaki di puncak gunung tertinggi di dunia dan menjadi inspirasi bagi ribuan pendaki berikutnya untuk mengikutinya.
Kabar keberhasilan Sir Edmund mencapai puncak Gunung Everest itu baru disiarkan ke penjuru dunia pada tanggal 2 Juni 1953, bertepatan dengan tanggal pelantikan ratu baru Inggris, Elizabeth II. Setahun kemudian, Ratu Elizabeth II memberi gelar bangsawan (Sir) kepada Edmund.
Menurut stasiun berita A&E Television, setelah menjejakkan kakinya di puncak Everest, Edmund dan Tenzing langsung menancapkan empat bendera. Stasiun televisi BBC juga mengungkapkan bahwa kedua penjelajah itu hanya bisa bertahan di puncak selama 15 menit karena tidak mau ambil risiko kekurangan oksigen. Apalagi, malam sebelumnya, mereka sempat bermalam di ketinggian 27.900 kaki.
Keberhasilan Sir Edmund Hillary pada saat itu sangat fenomenal mengingat itu adalah masa-masa berakhirnya Perang Dunia II dan menjadi semacam inspirasi untuk mengembalikan kepercayaan diri seluruh bangsa di dunia.
Dalam sejarah dunia pendakian nama Sir Edmund Hillary ibarat sebuah legenda yang tak pernah mati. Dia adalah manusia pertama yang menumbuhkan semangat kepada semua orang yang ingin mencapai atap dunia di Himalaya. Lahir pada tahun 1919 dan tumbuh dewasa di Auckland, New Zealand, sejak muda Emund Hillary sudah memilki ketertarikan dengan kegiatan pendakian gunung.

Meskipun di negaranya ia hanya bekerja sebagai penjaga lebah madu, namun cerita hidupnya kemudian membuktikan bahwa Edmund Hillary bukan orang sembarangan dengan catatan berbagai pendakiannya di New Zealand, pegunungan Alpen, dan puncaknya adalah ketika berhasil mencapai puncak Everest di Himalaya untuk pertama kalinya. Bukan hanya itu, ia juga berhasil mencapai 11 puncak di Himalaya yang rata-rata memiliki ketinggian di atas 20 ribu kaki!
Atas prestasinya tersebut wajar jika kemudian Hillary dijuluki sebagai Bapak Pendaki Gunung. Sebelum Hillary dan Tenzing, antara tahun 1920-1952 usaha yang dilakukan oleh beberapa tim ekspedisi ternama mengalami kegagalan mencapai puncak gunung Everest yang terletak di antara Tibet dan Nepal. Kegagalan pertama dialami pendaki kawakan George Leigh-Mallory tahun 1924. Mallory mengalami kecelakaan dalam pendakian tersebut. Kemudian tahun 1952 tim pendaki Swiss juga terpaksa harus turun kembali setelah hanya mencapai puncak punggungan selatan, 1000 kaki dibawah puncak utama.

Karena keberaniannya dalam tim ekspedisi pendakian Everest di tahun 1951 dan 1952, Edmund ditarik untuk bergabung kembali dengan tim ekspedisi Himalaya yang disponsori The Joint Himalayan Committee of The Alpine Club of Great Britain dan The Royal Geographic Society. Tahun 1953 ia memulai pendakian tersebut bersama para pendaki tangguh dunia lainnya.
Seluruh anggota tim ekspedisi ini tercatat hanya bisa mencapai puncak selatan. Dua pendaki lainnya memutuskan untuk turun kembali setelah sampai di puncak punggungan selatan. Akhirnya pendaki yang tersisa dan paling siap melanjutkan perjalanan hanyalah Edmund dan Tenzing. Tepat pukul 11:30 pagi tanggal 29 Mai 1953 dua pendaki ini berhasil mencapai puncak Everest, puncak tertinggi di dunia.
Setelah sukses mencapai puncak Everest, antara tahun 1955-1958 Sir Edmund Hillary bergabung dengan tim Ekspedisi Trans-Antarctic untuk pendakian di daerah selatan Polandia. Tahun-tahun berikutnya ia bergabung dengan beberapa tim ekspedisi, sampai akhirnya ia mengkonsentrasikan dirinya pada usaha-usaha mensejahterakan masyarakat Nepal. Di negara itu ia membantu program pengembangan sosial masyarakat Nepal, diantaranya membangun klinik pengobatan, rumah sakit, dan 17 sekolah.
Untuk memfasilitasi proyek ini dibangunlah 2 lapangan udara. Keberadaan lapangan udara secara langsung berpengaruhi oleh perkembangan sektor pariwisata. Saat itu Nepal mulai banyak dikunjungi turis dan para pendaki. Penduduk Nepal yang melihat peluang bisnis mulai membuka hutan dan mendirikan berbagai rumah singgah untuk turis dan pendaki.
“Ketika dibiarkan hal tersebut jelas bisa menimbulkan kerusakan dan keseimbangan lingkungan” kata Edmund dengan sedikit cemas.
Oleh karena itu, Sir Edmund Hillary segera mengambil insiatif menyarakankan agar pemerintah Nepal membuat undang-undang perlindungan hutan dan segera mengumumkan bahwa wilayah sekitar Himalaya termasuk kawasan taman nasional yang harus dijaga kelestariannya. Namun, karena faktor kurang pengalaman dibidang tersebut, pemerintah Nepal menolak usulannya. Namun Sir Edmund tidak putus asa dan dengan menggunakan pengaruhnya di New Zealand, ia berhasil menekan pemerintah New Zealand untuk mengucurkan bantuan tenaga ahli dan dana guna program kelestarian lingkungan hidup tersebut.
Setelah sukses dengan pendakian dan program sosial hijaunya di Nepal, memasuki masa tuanya Sir Edmund mulai menerbitkan buku-buku catatan pendakian dan perjalanannya. Salah satunya adalah The Ascent of Everest, buku catatan pendakiannya itu di Amerika lebih terkenal dengan judul The Conguest of Everest . Kemudian pada tahun 1975 bibliografinya yang berjudul Nothing Venture, Nothing Win diterbitkan. Tahun 1979 ia kembali menerbitkan buku From The Ocean to The Sky, sebuah catatan perjalanannya menyusuri sungai Gangga di tahun 1977.

Sir Edmund bersama rekan-rekannya
Sayang, keakrabannya terhadap alam ternyata tidak berimbas kepada keharmonisan di dalam keluarganya. Kehidupan keluarga Sir Edmund yang suram akhirnya berakhir menyedihkan. Tahun 1975 ia bercerai dan terpaksa harus kehilangan anak dan istrinya meskipun ia memutuskan menikah lagi dan segera memutuskan untuk melanjutkan kembali kehidupannya mengurusi masalah-masalah lingkungan. Tak jarang kegiatan yang ia lakukan melukai dirinya, tapi itulah perjuangan.
Kematian Sir Edmund Hillary diumumkan oleh Perdana Menteri New Zealand Helen Clark, Jumat (11/1/2008). Ia wafat pada usia 88 tahun. Demikian dilansir Associated Press. Sebelum meninggal, pria bertubuh kurus ini banyak menghabiskan waktunya untuk membantu warga Nepal dan menjadi seorang peternak lebah biasa, namun kisah hidupnya diisi dengan pencapaian besar, petualangan, penemuan, kegembiraan, dan kerendahan hati. (*)

Sumber: Berbagai sumber di internet....

We’ll never share your email address with a third-party.